Ini berawal dari twitter. Entah kenapa tiap kali gue update status, semua orang ngatain galau. Bahkan dibawa-bawa sampai besoknya di dunia nyata. Pertanyaannya adalah, “why”? Apa karena sebelumnya selalu ngatain orang galau (?) entahlah..
Well, postingan ini kedepannya pengen gue bawa serius. Semoga siapapun yang baca, ga akan menganggap tulisan ini adalah tulisan galau.
Mahasiswa. Iya, gue ternyata seorang mahasiswa. Setidaknya gue punya KTM, yang artinya satu hal terpenuhi : status. Tapi baru kali ini gue malu jadi mahasiswa. Sebuah gelar ‘maha’ itu diberikan untuk seseorang yang tinggi. Begitu juga dengan mahasiswa. Tapi gue ngerasa, gue masih sampah banget jadi mahasiswa. Selama ini yang gue lakuin paling cuma kosan-kampus-kelas-paling banter sedikit kepanitiaan. Selama ini kalaupun belajar, yang gue kejar ternyata UTS dan UAS. Berlomba-lomba mencari nilai. Berdalih ingin membanggakan ortu. Dan, udah.
Sampah banget.
Gue beneran malu ini. (well sampai disini, kalian boleh bilang gue galau)
Yang gue rasain sekarang, kalau memang UTS dan UAS yang gue kejar, kemudian sarjana dengan predikat tinggi, lalu berlomba-lomba melamar kerja, gue ngasih manfaat apa ya ke orang-orang.. Ga usah jauh-jauh deh, ke orang tua aja, ke keluarga, ke institusi, ke agama, ke Negara. Ah.. ketinggiaan..
Gue juga agak kalut sama mahasiswa lainnya yang –entah kenapa- merelakan dirinya terbakar untuk yang katanya kepentingan Negara. Gue agak rapuh ngeliat mahasiswa lainnya yang sibuk demo dan menghujat, kemudian menghancurkan sarana umum. Atau gue risau dengan aksi lempar kotoran oleh mereka yang sungguh pendidikannya tinggi.. Dan kemudian gue lebih pupus ternyata gue baru sadar sekarang, dan gue ga lebih baik dari itu.
Nilai PIP gue kemarin A. Tapi coba lo kasih gue soal yang sama sekarang, gue pastiin gue ga bisa jawab sebaik dulu. Mungkin hasilnya B atau bahkan C. Ah, ternyata yang gue kejar selama ini memang IP.
Dan ga terasa, sebentar lagi semester tiga akan berakhir. 3 x 6 bulan yang udah gue lewatin secara biasa aja. Tanpa kontribusi ke masyarakat, ke Negara. Layakkah gue disebut mahasiswa? -- sampai disini silakan bilang gue galau lagi -__-
Semoga gue bisa ngasih jawaban ‘YA’ untuk 4 x 6 bulan berikutnya!
Gue beneran malu ini. (well sampai disini, kalian boleh bilang gue galau)
Yang gue rasain sekarang, kalau memang UTS dan UAS yang gue kejar, kemudian sarjana dengan predikat tinggi, lalu berlomba-lomba melamar kerja, gue ngasih manfaat apa ya ke orang-orang.. Ga usah jauh-jauh deh, ke orang tua aja, ke keluarga, ke institusi, ke agama, ke Negara. Ah.. ketinggiaan..
Gue juga agak kalut sama mahasiswa lainnya yang –entah kenapa- merelakan dirinya terbakar untuk yang katanya kepentingan Negara. Gue agak rapuh ngeliat mahasiswa lainnya yang sibuk demo dan menghujat, kemudian menghancurkan sarana umum. Atau gue risau dengan aksi lempar kotoran oleh mereka yang sungguh pendidikannya tinggi.. Dan kemudian gue lebih pupus ternyata gue baru sadar sekarang, dan gue ga lebih baik dari itu.
Nilai PIP gue kemarin A. Tapi coba lo kasih gue soal yang sama sekarang, gue pastiin gue ga bisa jawab sebaik dulu. Mungkin hasilnya B atau bahkan C. Ah, ternyata yang gue kejar selama ini memang IP.
Dan ga terasa, sebentar lagi semester tiga akan berakhir. 3 x 6 bulan yang udah gue lewatin secara biasa aja. Tanpa kontribusi ke masyarakat, ke Negara. Layakkah gue disebut mahasiswa? -- sampai disini silakan bilang gue galau lagi -__-
Semoga gue bisa ngasih jawaban ‘YA’ untuk 4 x 6 bulan berikutnya!
kuliah PIP tentang apa tuh?
ReplyDeleteemm, belajar dari kesalahan orang lain aja, jangan sampe kamu ngelakuin hal2 kaya gitu juga..
emm, masih semester 3, masih panjang perjalanannya, masih bisa ngasih kontribusi ke masyarakat kok, caranya bisa dengan posting hal-hal yang bermanfaat di blog ini.. :D
*bilangin ke umil jg yah.. hehe
Haha.. PIP itu pengantar ilmu pertanian kak :D
ReplyDeleteBaru 'agak' nyadarnya gara2 tadi baca blog orang. Doain yaaa mudah2an ke depannya niat kuliah ga cuma sekedar IP :( Amin..
Nanti umil juga mampir kesini kok :D