Grateful

“Then, which Allah’s flavors that you deny?”, “Which Allah’s flavors that you deny”.

Agak merinding sebenernya bacanya. Betapa pernyataan ini diulang-diulang dalam satu surah, bukankah itu jadi sindiran buat kita manusia? Nikmat mana lagi yang kita dustakan. Tubuh yang lengkap. 2 mata, 2 telinga, 2 tangan, 2 kaki, hidung, jantung, hati, ruas-ruas tulang belakang, milyaran syaraf, dan semua bagian tubuh lainnya yang berfungsi normal. Andai satu aja, diputus jalannya sama Allah, entah gimana rasa sakitnya, bahkan untuk sekedar bertahan. Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan.. Kuliah, makan yang cukup, rumah, pakaian, keluarga, ayah ibu, abang, teknologi, alat komunikasi. Ah, nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan.

Let’s grateful. Bersyukur buat apa yang kita miliki sekarang. In my opinion, banyak cara buat bersyukur. Say thanks, happy, sedekah, berbagi, lebih rajin ibadah, dan lain-lain, dan lain-lain.

Tapi jangan jadikan syukur sebagai pembenaran untuk nggak berusaha lebih dan takut bermimpi. Bersyukur bukan berarti stuck dan pasrah kok. “.. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah diri mereka.. “ – QS 11 : 13.

Buat lo yang menganggap hidup itu air, yang dibiarkan mengalir gitu aja tanpa arah, kenalilah diri lo sendiri yang sebenernya punya kemampuan buat ngatur aliran dan arusnya. Ibaratnya di laut, sebuah perahu tanpa kemudi akan selalu berlayar mengikuti kemana angin dan arus ngebawanya. Tapi lo beda! Hidup lo itu kapal. Dan lo adalah nahkoda hebatnya. Kemudikan kapal itu kemanapun lo mau. Ke tempat-tempat fantastik di dunia ini, ke berbagai lukisan Tuhan yg luar biasa, yang akan memudahkan kita buat bersyukur. Urusan angin dan arus di samudra nanti, biarlah itu jadi bagian Tuhan. Bagian kita ya cuma mengemudi.

Saat takdir adalah bagian dari kerja Tuhan. Maka rencana, usaha, adalah bagian kita. Just do it.

Selamat Ramadhan hari ke-7 :)