Setelah sepiring nasi goreng,
Tak juga membuatmu terlihat di balik kaca
Satu kali, dua kali, hingga seratus sebelas kali
Tak jua berbuah tanda.
Telepon genggam dan seruput es teh tawar
Jadi satu-satunya caraku melihat bait dunia
Begitulah, aku ditakdirkan untuk mendengar.
Tapi tidak untuk sebaliknya
Sepiring nasi goreng,
Sudah tak menyisakan rasa.
Kecuali penuh di dalam rongga.
0 comments:
Post a Comment
Please leave your comment here :