Ratna Sofia

Author

Batavia, dan Sudut Jakarta (1)

Leave a Comment
Jakarta memang itu-itu saja. Mall, gedung tinggi, macet, gojek, klakson, sampai kopaja-kopaja yang ngebut di jalan protokol. Kota kecil ini jadi tumpuan peluh dari jutaan orang yang mencari peruntungan. Saya, salah satunya.

Sabtu, April 2015.

Saya mengirimkan pesan kepada seorang teman.


“Sedang dimana?” – 09. 58.
“Hunting?”. – 09.58
Centang 2 abu. Centang 2 Biru.

Detik yang sama :
“Di rumah” – 09.58
“Yuk” – 09.58.


Tidak perlu berlama berwacana, selang beberapa menit kami sudah bersiap menuju tempat janjian. Stasiun Kota.

Ya adalah saya dan Umil, yang punya prinsip, “ketemu aja dulu, soal kemana mikirnya pas di kereta aja” – sambil browsing.

Dan benar, tujuan kami adalah Batavia. Pelabuhan Sunda Kelapa, yang lekat sekali di benak saya dengan pelajaran sejarah semasa SD.


Itinerary:

1. Naik KRL apa saja, turunnya di Stasiun Kota. Dari sana, naik angkot 15 tujuan Angke atau bisa juga naik Kopami. (ini bekal tanya-tanya dengan pedagang asongan, atau siapapun yang terlihat mengerti). Kalau sudah naik angkot, jangan lupa bilang “Sunda Kelapa, Bang”. Cukup bayar 4.000 setelah itu.
2. Setibanya di Pelabuhan, kami seperti ada di kawasan wisata. Ada gerbang masuk yang mewajibkan kamu membayar tiket. Rp. 5000, satu orangnya.
3. Kalau belum sholat, mampirlah ke Masjid Sunda Kelapa. Setahuku, tempat ini juga punya historical tertentu.
4. Saatnya mengelilingi Pelabuhan. Disini tempat yang asik untuk mengabadikan moment.


5. Kalau mau sensasi lebih, cobalah naik sampan nelayan. Kamu cukup bayar sekitar 40ribu untuk satu perahu.
Maka inilah beberapa keping foto yang saya lampirkan :

Sudut Kiri dari sisi masuk
Sudut Kanan dari sisi pintu masuk

Mulai menaiki sampan, dan, memotret
Umil dan Pak Tua pengayuh sampan

Mendongak pada yang 'besar'
Di tengah lautan. Ombak kencang. Muka panik.
Baru tersadar, perjalanan ini tanpa safety jacket atau sejenisnya

Kiri bangunan super megah akan dibangun. Kanan, kapal-kapal yang kini menjadi 'rumah'

Say "Hi"
Buat mereka, pinisi adalah kerajaannya..
Sisi lain tempat hidup bagi sebagian warga Ibukota
Ini saat kami turun dari sampan nelayan. Tampak pemandangan yang sesungguhnya di sudut Jakarta
Pasar Ikan!

Apa yang kami temukan selanjutnya?

Bersambung


Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment

Please leave your comment here :